Era digital, masa dimana seluruh gerak dan aktivitas sehari-hari kita
harus ditunjang dengan kemudahan mengakses berbagai informasi secara mobile, dimanapun dan kapanpun. Tak
terkecuali dunia kerja yang semakin menuntut efektivitas dan efisiensi waktu namun
tetap menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Jarak tidak lagi dibatasi dengan
sekat-sekat administrasi, dalam dunia maya kita hampir tak dibatasi apapun,
selama koneksi dan jaringan telekomunikasi tidak bermasalah maka seluruh orang
di berbagai belahan dunia ini dengan mudahnya saling berinteraksi.
Dalam dunia kerja, terutama setelah memasuki era millennial setiap orang
dituntut cepat, maksimal dalam melakukan pekerjaannya. Jarak dinilai bukan lagi
masalah terutama bagi kelompok kaum urban yang memilih bekerja sebagai freelance. Freelance sendiri adalah julukan bagi mereka yang bekerja di mana
saja, tidak berkantor dan bekerja dengan patokan waktu yang umum dilakoni
karyawan di kantor-kantor pemerintahan dan swasta. Pekerja freelance yang mengerjakan proyek dan menjalankan bisnis dari rumah ini dikenal dengan istilah cyberhome.
Data yang dilansir dari freelancer.co.id mencatat bahwa tahun 2015
menjadi tahun paling bersejarah bagi freelancer.com karena berhasil mencapai
jumlah anggota sebanyak 15 juta anggota, dan lebih dari 7,4 juta proyek yang
dikirimkan dengan nilai proyek lebih dari US$2,2 milliar. Dari angka tersebut,
500 ribu berasal dari Indonesia dan memiliki pertumbuhan yang cukup pesat
diantara empat negara lainnya. Hal ini didukung dengan besarnya jumlah kelompok
berpendidikan di Indonesia yang memilih bekerja sebagai freelance, dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah kemudahan
mengatur waktu dan tidak mengikat.
Sebagai pekerja freelance,
saya juga merasakan banyak manfaat ketika beralih menjadi freelance dibanding
bekerja sebagai karyawan tetap dalam satu perusahaan. Kurang dari dua tahun
saya sudah bekerja pada dua perusahaan berbeda, alasannya berbeda-beda ketika
saya mulai jenuh dari perusahaan yang pertama lalu resign dan masuk ke
perusahaan yang menjanjikan penghargaan dan jenjang karir yang lebih baik.
Ternyata sekalipun saya digaji dengan upah tiga kali UMR dengan berbagai
insentif yang sangat manusiawi bagi karyawan wanita, saya tetap merasa ingin
segera berhenti dan memulai sesuatu yang baru. Sebagai lulusan Teknik (Teknik
Planologi) yang terbiasa berada di lapangan, dan kegiatan survei maka berada
berjam-jam di kantor dengan intensitas pekerjaan yang cukup padat, dan
keleluasaan menggunakan waktu yang terbatas saya akhirnya memilih resign untuk
kedua kalinya.
Tawaran menggiurkan datang ketika Saya diminta membantu pekerjaan
perencanaan di Bappeda salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat. Saya
akhirnya berprofesi sebagai tenaga ahli Perencanaan Wilayah dan Kota dan
mengerjakan dokumen perencanaan tata ruang untuk daerah-daerah di Indonesia
Timur dan Indonesia bagian Barat. Hal ini sangat menyenangkan karena saya bisa
mengerjakan dimana saja pekerjaan tersebut. Setelah melakukan survei di daerah
dan kembali ke Jogja kemudian memulai menyusun dokumen perencanaan bersama seluruh
tenaga ahli yang terlibat. Postifinya adalah sebagai freelancer Saya bebas melakukan jadwal kerja
saya sendiri selain deadline tetap yang sudah diputuskan pihak pemberi
pekerjaan.
Dari pekerjaan ini dalam setahun saya bisa mengerjakan proyek hingga
Tujuh pekerjaan dengan profit yang jauh berkali-kali lipat dibandingkan ketika
saya menjadi karyawan tetap. Sistem bekerja freelance ini sangat mengandalkan
kekuatan koneksi internet, mengingat kuota internet untuk mengirimkan
dokumen-dokumen setiap bulannya cukup besar, belum materi-materi dan peta
satelit dari Google Earth yang harus
senantiasa harus diakses dalam menunjang penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan wilayah di daerah studi.
Bekerja sebagai freelance dengan ruang kerja yang tersebar dimana saja,
memudahkan saya melakukan kegemaran lain yang sempat terbengkalai ketika
menjadi karyawan tetap. Kegemaran saya yang lain adalah menulis reportase warga
kota di Kompasiana.com. Kegemaran ini berhasil membantu saya dalam menemukan
konten tulisan yang cukup spesifik dan saya kuasai, yakni tata kota. Berkat keseriusan
saya menulis di tahun 2012-2014 saya mulai melihat arah konten tulisan yang
semakin mengerucut dan detil. Kini sejak kembali menjadi freelancer, saya mulai fokus menyusun sebuah buku dari hasil
kumpulan tulisan-tulisan saya di blogdan kompasiana.
Perempuan
dan Pilihan Bekerja Sebagai Freelancer
Data yang dihimpun oleh OECD (Organisation for Economic Co-Operation and Development) menunjukkan
jika pertumbuhan jumlah pemilik bisnis start-up di Eropa Utara seperti Denmark cukup tinggi. Data ini masih berkembang dan akan berkembang di negara-negara
Eropa lainnya seperti Denmark dan Jerman. Indonesia sendiri memiliki potensi
yang cukup menjanjikan dalam bisnis startup yang digeluti oleh kaum wanita. Pengemudi
Gojek Online kini juga mulai dilirik
oleh kelompok wanita, atau yang memilih bekerja dalam bisnis on-line dengan alasan bisa mengontrol
pekerjaan dari rumah dan keluarganya tetap diperhatikan.
Alasan lain mengapa perempuan di kota-kota besar
memilih bekerja dari rumah adalah faktor keamanan. Menjadi karyawan wanita yang
setiap hari harus berkutat dengan transportasi umum dengan segala masalahnya
justru sering menimbulkan masalah serius bagi perempuan. Pelecehan baik yang
terjadi di dalam angkutan umum maupun di jalan menuju tempat kerja sangat
mengkhawatirkan sehingga cukup menimbulkan dampak traumatik bagi mereka yang
menggunakan transportasi umum sebagai moda utama dalam menunjang aktivitas
mereka.
Kini setelah pertumbuhan internet dan pembangunan
jaringan/infrastruktur telekomunikasi dibangun pemerintah, secara massive
pertumbuhan bisnis on-line ikut kena
imbas tren positif. Bisnis on-line
ini memang paling dilirik oleh ibu rumah tangga, atau mantan karyawan yang
memang memiliki sensitivitas bisnis yang cukup bagus. Hasilnya cukup memuaskan
karena jumlah entrepreneur perempuan
yang bergabug dalam bisnis belanja on-line
juga cukup tinggi.
Ere
Millennial, Saatnya Menjalankan Bisnis dan Bekerja Dari Rumah
Melihat tren perkembangan bisnis on-line dan pekerja freelance
di Indonesia, maka yang perlu disiapkan oleh pemerintah adalah sistem
pengawasan bisnsis terutama yang melibatkan transaksi keuangan on-line. Dukungan infrastruktur
teknologi juga sangat dibutuhkan oleh pemerintah agar dominasi pekerja freelance dan bisnis on-line tidak hanya dinikmati oleh kaum
urban saja, melainkan bisa menjangkau kelompok wirausahawan yang ada di
daerah-daerah terpencil.
Seperti yang sering kita temukan ketika mengunjungi
lokasi wisata di daerah-daerah terpencil, rata-rata penduduk setempat memiliki
kreativitas lokal dalam bentuk kerajinan tangan/handmade yang bernilai jual cukup tinggi. Daripada mengandalkan
sepenuhnya pada kunjungan wisatawan yang tidak menentu, para pemilik usaha kerajinan
tradisional ini bisa memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk mereka
secara global.
Selain infrastruktur teknologi, pemerintah provinsi
perlu menggenjot pembangunan infrastruktur fisik di daerahnya agar bisa
mendukung kegiatan operasional dari bisnis on-line
ini seperti kemudahan pengiriman barang. Biaya pengiriman barang akan
terjangkau jika infrastruktur jalan, transportasi darat dan laut melayani arus
pergerakan barang di daerah-daerah terpencil.
Karena sebuah kreativitas hanya bisa lahir dari
peradaban, dan peradaban yang dibangun tidak lepas dari komitmen pemerintah
dalam membangun daerahnya. Peluang besar menjadi bangsa dengan pertumbuhan
bisnis e-commerce yang cukup
menjanjikan, dan peran perempuan dalam menunjang pertumbuhan bisnis tersebut
harus diperhatikan oleh pemerintah. Kendala-kendala di lapangan harus segera
diselesaikan sehingga ekonomi kreatif di Indonesia mampu menguatkan perekonomian
Indonesia secara global.
***
Nice article
ReplyDeleteYou are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: buy youtube subscribers
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: free youtube views
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: free youtube subscribers
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: free tiktok followers
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: free instagram views
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: free-instagram-likes
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: free youtube likes
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: buy tiktok shares
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web: buy tiktok likes
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.
ReplyDeletePlease Kindly check My web:buy instagram saves
You are very articulate and explain your ideas and opinions clearly leaving no room for miscommunication.Please Kindly check My web:"buy tiktok comments''
ReplyDeleteXMA Header Image