Gedung kesenian Makassar, bioskop alternatif untuk film lokal?

Gedung Kesenian Sulsel Societeit de Harmonie (gambar: http://panduanwisata.com/)
Geliat perkembangan dunia perfilman di Indonesia semakin menunjukkan tingkat keberagaman, khususnya film durasi pendek. Anak-anak muda yang terlibat langsung dalam penggarapan maupun pemilihan ide cerita menunjukkan kejelian mereka dalam merespon fenomena sekitar yang memiliki topik menarik untuk dijadikan sebagai ide utama. Sineas muda Makassar telah menghasilkan beberapa film pendek yang cukup mendapat apresiasi luas masyarakat Makassar, beberapa diantaranya adalah Aliguka, Cindolo na Tape, Memburu Harimau dan yang terbaru adalah Rindu Randa karya Rusmin Nuryadin.

Melihat peluang dan potensi dari bakat sineas Makassar maka untuk mewadahi kegiatan perfilman seperti lokakarya, workshop, pemutaran dan produksi film saat ini telah direncanakan pembangunan Rumata’ artspace Makassar. Rumata’ merupakan inisiatif sutradara Riri Riza dan penulis Lily Yulianti Farid. Target di masa yang akan datang adalah melalui Rumata’ artspace Makassar menjadi wadah bagi anak muda Makassar dalam mengembangkan kegiatan seni dan budaya serta kegiatan perfilman.

Meningkatkan performa karya sineas muda tentu membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah dan apresiasi masyarakat luas. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa besar minat masyarakat terhadap karya yang mereka hasilkan, hal tersebut akan berimplikasi terhadap kualitas film mereka selanjutnya. Pemutaran film pendek seperti ini dapat memanfaatkan gedung kesenian untuk menghidupkan kembali fungsi gedung kesenian selain menjadi gedung bioskop alternatif juga.

Menonton film lokal di gedung kesenian tidak perlu dinilai sebagai sesuatu yang kurang berkelas, bahwa hanya film tertentu yang mampu masuk bioskop besar. Pemutaran film di gedung kesenian mengembalikan atmosfir pemutaran film pada era tahun 80-an, selain menjadi strategi pasar bahkan tren baru ditengah masyarakat. Terobosan ini juga diharapakan mampu mengenalkan dan mengakrabkan kembali kepada masyarakat tentang gedung kesenian di tempat tinggal mereka disamping karena gedunga kesenian saat ini banyak yang terbengkalai dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Inovasi dan terobosan baru untuk meningkatkan animo masyarakat memanfaatkan gedung kesenian salah satunya bisa ditempuh dengan mengadakan pemutaran film di gedung kesenian. 

Comments