Seluruh Password adalah Namanya

Suatu hari nanti akan ada pengalaman yang akan menjadi bahan tertawaan ketika kita mengingat kejadian lucu saat ‘jatuh cinta’. Keberadaan dirinya akan selalu diada-adakan dalam bentuk apapun terutama password. Password facebook kita, twitter, atau blog semuanya mungkin saja berisi nama orang yang “sedang” kita cintai. Syair-syair melankolis dan surat-surat penuh semangat akan menjadi mantra mujarab bak seorang pesakitan yang merindu penawar cinta. Perjuangan cinta Peter Abelard dan Heloise, atau kerumitan kisah Tristan dan Isolde, yang menginspirasi begitu banyak para pencinta menjadi bacaan wajib seakan membenarkan perjalanan dan perjuangan cinta kita.

Sumber ilustrasi: kardiastereoma.com
Saya tidak akan menyebutnya sebagai kegilaan semu, karena dibalik semua kegilaan itu ada proses pengenalan jati diri masing-masing. Mencantumkan namanya di beberapa akun pribadi mungkin terlihat berlebihan, namun itulah citarasa yang terjadi pada saat itu. Sampai saat ini cinta masih menjadi misteri, tidak ada definisi baku untuk menggambarkannya, karena cinta adalah proses olah rasa yang menghasilkan berbagai macam rasa.  Jika cinta itu sendiri masih berwujud sebuah rahasia yang tak pernah terungkap, maka tersenyumlah, mengingat bahwa dalam malam yang sunyi secangkir teh mampu menghangatkan suasana hati yang masih menjaga rahasianya.


Sumber ilustrasi: indrihapsariw.com

Kehabisan Akun
Seluruh akun telah menggunakan semua namanya dengan sedikit modifikasi disana sini, tidak kehabisan akal, inisial pun akan menjadi jurus berikutnya. Inisial nama kita dan pasangan akan menjadi inisial abadi (berdasarkan rencana satu pihak) tanpa pernah mengkomunikasikannya dengan pasangan terlebih dahulu, tapi memang seperti itu, seakan apa yang kita lakukan akan selalu diamini oleh pasangan. Mempersoalkan mengapa ini dan itu hanya akan mengurangi manisnya cinta, tapi bukan berarti kita menjadi penikmat saja, mirip jutawan makan direstoran mahal tapi tidak tahu cheff-nya, hanya penikmat.

Karena cinta tidak menjadikan kita menjadi seorang yang terlihat bodoh, melainkan cinta melatih kita menjadi pribadi yang lebih peka dan memahami keadaan yang sedang dijalani bersama. Benar saja “memahat” namanya di akun pribadi, sekadar mengingatkan bahwa ada seseorang yang begitu ganas menyemangati, bukan sebaliknya, menganggap bahwa ketika menjalin hubungan dengan seseorang (pacaran), secara sadar kita ingin merampas kehidupan dia salah satunya memeriksa isi kotak “emas” di hpnya, mungkin karena kita sering terjebak dengan arti pacaran itu sendiri.

Password, selain sebagai kode rahasia akun, sejatinya password merupakan kode yang mempertautkan dua nama (nama kita dan namanya) atau cukup satu nama, namanya. Puluhan tahun silam perjalanan para lelaki menerobos kehidupan cinta sang bidadari dilakukan dengan memahat nama masing-masing, saat ini password mungkin bisa menggeser pola dan skema pengakuan pertautan nama dalam sebuah benda atau ukiran kuno.
(mengintip password _^^_)

sumber ilustrasi: edukasi.kompas.com



Comments