Indonesia pantas berbangga, kebanggaan tersebut perlu disematkan kepada kontingen perdamaian Garuda Deployment. Garuda Deployment merupakan anggota TNI-AD yang dibentuk untuk melaksanakan misi memelihara perdamaian dunia. Kiprah prajurit Garuda di dunia internasional mendapat respon positif. Terbukti selama dua tahun terakhir PBB meminta pemerintah Indonesia mengirimkan tentara terbaiknya untuk menjaga keamananan serta melindungi masyarakat sipil di daerah konflik perbatasan Israel dan Lebanon.
Indonesia kini diperhitungkan di dunia internasional sebagai negara yang berkomitmen tinggi dalam memelihara dan berkontribusi menjaga, menjamin, meredam konflik di daerah rawan konflik. Komitmen ini diwujudkan dengan dibentuknya Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Indonesia yang tujuannya adalah menyiapkan prajurit terlatih dan siap siaga diberangkatkan ke negara manapun.
Jelajah Misi Perdamaian
Keterlibatan tentara Indonesia dalam memelihara perdamaian dunia diawali pada tahun 1957 di negara Mesir. Tentara Nasional Indonesia dipercaya dan diberi amanat untuk berkontribusi dalam misi pertama perdamaian PBB di Sinai ketika terjadi konflik diterusan Suez. Kontribusi ini diwujudkan dengan membentuk satu Batalion angkatan darat yang bertugas sebagai polisi internasioanal sekaligus fungsi tempur.
Misi perdamaian berikutnya dilakukan di negara Kongo, mengingat bahwa sejak April 2012 situasi keamanan di Kongo semakin memburuk akibat pertempuran antara tentara nasional dan pemberontak M23. Selama menjalankan misi perdamaian di Kongo, kontingen Garuda juga mendapat mandat membangun kamp bagi kontingen dari negara lain untuk mengamankan bersama personel dan segala fasilitas di Kongo.
Selain Mesir dan Kongo, pengiriman kontingen TNI-AD untuk menjalankan misi perdamaian juga dilakukan di negara Kamboja dan Yogoslavia. Pada tahun 1988 tanggal 25-28 digelar pertemuan negara yang tergabung dalam ASEAN dan negara lain termasuk PBB di Bogor, pertemuan berbagai negara ini bertujuan menyelesaikan persengketaan yang terjadi di Kamboja. Belajar dari kiprah dan kontribusi luar biasa prajurit TNI-AD dalam menjalankan misi menjaga perdamaian dunia, sudah sepantasnya bila konsistensi dan kontribusi tersebut juga dilaksanakan untuk menjaga keamanan dan perdamaian daerah konflik di dalam negeri.
Kisruh politik negeri yang semakin carut marut sehingga menimbulkan beragam gejolak dan meningkatnya perilaku anarkisme di berbagai daerah. Peran TNI-AD sangat penting dalam mengatasi dan menjaga stabilitas keamanan daerah rawan konflik tersebut. Beberapa kasus kekerasan di beberapa daerah yang melibatkan oknum prajurit TNI sepatutnya menjadi refleksi bagi korps TNI untuk segera melakukan evaluasi terkait seberapa jauh otoritas TNI dalam menjalankan misi menjaga dan memelihara keamanan agar tugas yang diemban oleh TNI tidak berbenturan dengan hak asasi atau kepentingan politik.
Pemulihan Psikologi
Kiprah prajurit kontingen Garuda menjadi menarik untuk diketahui ketika misi perdamaian dunia telah selesai atau prajurit dari kontingen Garuda ditarik dari penugasan untuk kembali ke Tanah Air. Mengingat bahwa selama beberapa tahun para prajurit telah terlatih hidup di medan perang dengan beragam gejolak peperangan ekstrem, tentu membutuhkan penyesuaian diri kembali untuk hidup normal dan melakukan aktivitas seperti biasa. Transisi peran dari pasukan “superhero” kemudian kembali sebagai prajurit biasa dikhawatirkan akan melemahkan semangat untuk menjaga dan memelihara perdamaian.
Tanggung jawab dan komitmen pemerintah dalam melaksanakan misi perdamaian dunia tidak hanya menghasilkan prajurit terlatih dan siap di medan perang. Pemerintah perlu membangun kesiapan mental dan sikap optimis kepada prajurit setelah kembali dari daerah konflik melaksanakan tugas negara. Kondisi psikologi prajurit pasca kembali dari medan perang atau daerah konflik perlu diperhatikan. Pengalaman cedera otak dan serta gangguan stres akibat trauma setelah 11 tahun melakukan invasi ke Irak.
Traumatic Brain Injury 2000-2012 Q2
(as August 20,2012)
Data Army Office the Surgeon General (2012) menunjukkan sekitar 130.000 tentara Amerika Serikat didiagnosa mengalami pasca traumatic disorder akibat perang Irak. Dari tahun 2000 sampai tahun 2012, sebanyak 253.330 tentara Amerika Serikat mengalami Traumatic Brain Injury Akibatnya adalah tentara Amerika Serikat mengalami efek samping seperti keinginan dan motivasi untuk sembuh yang rendah. Situasi tersebut dapat menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan prajurit terlatih untuk bertugas di medan perang.
Pemerintah bersama TNI tidak hanya memfokuskan pada pelatihan kemiliteran, pendampingan psikologi sebelum dan setelah bertugas perlu dipersiapkan agar kondisi psikis prajurit selalu berada dalam kondisi prima. Kondisi psikis yang stabil dan prima akan mempengaruhi kualitas kinerja dan pengambilan keputusan. Lingkungan baru secara serta merta akan mempengaruhi psikologi sosial, kemampuan beradaptasi dengan baik akan berdampak pada cara berinteraksi dengan lingkungan baru baik secara tunggal maupun kelompok. Melihat ritme tugas dan tanggung jawab besar TNI di daerah konflik, maka pembekalan psikologi akan sangat membantu prajurit TNI dalam menjalankan tugas.
Prajurit TNI dan Arya Kumbakarna
Seyogyanya kontribusi dan profesionalisme prajurit TNI dalam menjalankan misi kemanusiaan dalam memelihara perdamaian dunia mendapat perhatian pemerintah. Berbagai prestasi yang telah dicatatkan selayaknya menjadikan bangsa kita semakin menghargai perjuangan prajurit, karena sikap patriotisme prajurit TNI di medan perang membuktikan di mata dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, kedaulatan dinegara manapun akan diperjuangkan apalagi menjaga kedaulatan dalam negeri sendiri.
Dikisahkan dalam cerita Ramayana, digambarkan satu sosok prajurit yang setia dan loyal adalah Arya Kumbakarna dalam memimpin kerajaan Ajalengka sampai titik darah penghabisan. Sikap heroiknya melambangkan sumpah setia seorang ksatria, akan selalu siap berkorban membela kehormatan dan menjaga kedaulatan kerajaan Ajalengka. Semoga dimasa yang akan datang loyalitas dan komitmen Tentara Nasional Indonesia dalam memelihara perdamaian semakin ditingkatkan, tidak menjadi musuh masyarakat, semakin dicintai dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di dunia internasional.
Comments
Post a Comment
Apa pendapatmu?