Jangan Lupa, Hari Ini Hari Tata Ruang

Tanggal 22 Oktober, akhirnya jadi juga saya dan empat orang teman saya berangkat ke Jakarta setelah dua kali pembatalan. Senang bukan kepalang karena saat itu kami (Akbar Setiawan, Theo Fransisco, Supriadi Takwim dan Muh.Ikbal) berharap bisa bertemu dengan Jokowi, Gubernur DKI Jakarta. Tahun lalu Kementrian Pekerjaan Umum mengadakan sayembara Green Metropolis Jakarta 2050. Sayembara ini cukup menguras waktu dan tenaga dan pikiran hingga akhirnya dilaksanakan acara puncak sayembara tersebut tanggal 23 Oktober. Dikabarkan bahwa pada acara puncak sayembara akan dihadiri oleh Jokowi.

23 Oktober, hari yang ditunggu akhirnya tiba, pada saat pengumuman tim kami (Planaria) dan dua tim lainnya ditetapkan sebagai finalis terbaik, dan dua pemenang utama. Tim yang menjadi pemenang utama adalah perwakilan Indonesia yang menetap di Singapura. Beliau Rulyan Ali Parinduri, menawarkan konsep untuk Jakarta yakni Resilient Jabodetabekpunjur. Menurut Rulyan,konsep “Resilient Jabodetabekpunjur” menekankan pada prinsip utama bertahan dan berjaya.

1383870245191239546
Acara Puncak Green Metropolis Jakarta 2050 23 Oktober 2013
Mewujudkan konsep “resilient” tersebut dapat dicapai melalui tiga pembangunan utama yakni: sustainability, intergenerational, social economic political equity. Dalam konsepnya juga dijelaskan agar pola pergerakan masyarakat dari luar Jakarta tidak terkonsentrasi/berpusat di Jakarta. melainkan setiap wilayah mengembangkan core/pusatnya masing-masing. Aspek transportasi, jaringan transportasi terpadu juga menjadi poin utama yang ditawarkan oleh Rusyan.

13838703721150114302
Konsep Resilient Jabodetabekpunjur oleh Rulyan Ali Parinduri
Adapun tim kami, menawarkan ide utama Planaria, Jakarta Padu 2050. Mengapa Planaria? Pertanyaan ini ditanyakan beberapa juri pada saat persentasi 10 karya terpilih. Planaria salah satu jenis cacing pipih dengan sistem pernafasan difusi di seluruh bagian tubuhnya. Anatomic cacing planaria dianalogikan seperti kota Jakarta. Jakarta juga perlu melakukan difusi/bernafas. Bernafas yang dimaksud untuk kasus Jakarta adalah memberi ruang gerak. Ruang gerak = kepadatan = beban lingkungan, mengelola kepadatan bertujuan untuk mengurangi konsentrasi kepadatan di Jakarta.

13838705441079590332
Konsep Planaria untuk Jakarta Padu 2050
1383870638568436064
Petamburan Residential Transit Center (Planaria)
10 finalis sayembara Green Metropolis Jakarta 2050 sebagian besar memiliki konsep yang sama, namun beberapa diantaranya telah mampu menerapkan konsep hingga tataran mikro. Ide ini diharapkan mampu mengatasi masalah Jakarta dalam menghadapi tantangan perkembangan kota hingga tahun 2050. Sepuluh ide/gagasan green metropolis ini akan di bagikan ke masyarakat,publik bertepatan pada hari tata ruang tanggal 8 November 2013 (hari ini).

Hari tata ruang sebaiknya menjadi momen refleksi kembali bagi seluruh masyarakat dan pemerintah seluruh kota di Indonesia. Permasalahan kota tidak hanya menyerang Jakarta, melainkan kota-kota lain di Indonesia juga harus siap dengan tantangan urbanisasi. Urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia menyebabkan tingginya kepadatan penduduk di perkotaan. Infrastruktur kota yang masih minim menyebabkan kota mengalami degradasi lingkungan.

Bercermin dari masalah kota yang ada di Jakarta, setiap kota besar (Bandung, Yogyakarta, Makassar, Surabaya dll) perlu mempersiapkan strategi pengelolaan kepadatan penduduk,dan menekan urbanisasi. Seperti yang sudah banyak diulas oleh para pakar, bahwa kota dalam menyelesaikan masalah, tidak bisa melihat batas administrasi lagi. Jakarta tidak bisa menyelesaikan masalah kota tanpa berkordinasi dengan pemerintah di wilayah Bodetabekpunjur. Saya mengambil contoh kerja sama antar pemerintah dalam bidang infrastruktur seperti yang ada di Yogyakarta. Pemerintah D.I Yogyakarta, Sleman dan Bantul membentul sekber atau secretariat bersama Kartamantul (Yogyakarta, Sleman dan Bantul). Sekber ini bekerja sama menyelesaikan masalah kota seperti sampah, transportasi, air bersih, drainase.

Saya berharap semoga ide-ide berikutnya untuk penataan kota bisa lahir dari masyarakat sendiri. 2050 atau 50 tahun yang akan datang, keberadaan kota kita sangat dipengaruhi kondisi kota saat ini. Melalui momentum peringatan hari tata ruang, mari kita berbuat untuk menyelamatkan kota. Perubahan kecil namun punya dampak besar adalah buang sampah pada tempatnya dan memelihara sungai. Memulai sesuatu yang besar dapat dimulai dengan tindakan yang sederhana namun memiliki dampak besar. Selamat Hari Tata Ruang.

Comments