Pengelolaan Energi Jakarta 2010-2050

Apa yang terjadi dengan kota kita?

Pemanasan global menjadi permasalahan semua negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota dengan tingkat konsumsi energi sangat tinggi diantara kota lain di Indonesia. Penggunaan energi listrik di Jakarta mencapai 23% total konsumsi listrik seluruh Indonesia. Bahkan untuk cadangan listril Jawa-Bali hanya tingaal 120 megawatt, idealnya harus 600 megawatt. 

Penggunaan energi terbesar terjadi pada jam puncak pada pukul 18.00-20.00, sektor ketenagalistrikan menyumbang sebanyak 40% emisi karbon.  Perkembangan kota Jakarta tumbuh secara sporadis menyebabkan pemborosan energi. Jarak lokasi pemukiman dengan fungsi publik cukup berjauhan dan terkonsentasi di pusat kota. Dampak dari pola ruang kota Jakarta sekarang adalah kemacetan lalu lintas.  

Mengurangi pemakaian energi sangat penting untuk keberlanjutan kota. Kota secara langsung maupun tidak langsung bertanggung jawab terhadap konsumsi energi. Memperbaharui fosil membutuhkan waktu setiap 100 tahun setiap 1.000 tahun. Penggunaan energi nuklir sebagai alternatif diniliai memiliki banyak resiko bagi lingkungan dan manusia. Berdasarkan situasi ini maka dibutuhkan sebuah manajemen pengelolaan energi berkelanjutan. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah meningkatkan sistem suplai konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi yang menggunakan batu bara sebagai sumber penghasil energi utama. Konservasi energi bertujuan untuk meminimalisir penggunaan energi fosil selain karena tidak dapat diperbaharui juga merupakan penyumbang terbesar terhadap pemanasan global.



PERENCANAAN
a.    Design and Building Smart
Konsep green building dan desain merupakan respon terhadap pemanasan global dan penggunaan energi alternatif, dengan memberi fokus pada building retrofits dan green building.
Program dan rencana aksi:
-       Audit bangunan dan fasilitas
-       Meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi pada bangunan dan fasilitas rumah tangga
-       Menerapkan sertifikasi LEED pada setiap produk dan fasilitas negara.

b.    Energy Efficient Land Use Planning Program
Perencanaan penggunaan lahan merupakan faktor penting dalam pemanfaatan energi. Aturan kepadatan bangunan dengan mengembangkan pembangunan vertikal akan mengurangi biaya dan penggunaan energi untuk infratruktur penerangan jalan.
Program dan rencana aksi:
-       Menyusun arahan dan rencana pengembangan kawasan kompak dan high densityuntuk pemukiman.
-       Menyediakan insentif untuk penggunaan lahan yang mengarah pada efisiensi penggunaan energi.
-       Meningkatkan efisiensi energi melalui pengembangan tanaman pada bangunan. 


 
c.  Energy Efficient Buildings Program 
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi pada bangunan memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak. Pembatasan konsumsi energi akan mengurangi biaya pada pemeliharaan gedung. Manfaat sosial yang diperoleh adalah dapat meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Program dan rencana aksi:
-     Secara insentif menggalakkan gerakan hemat energi dengan mempromosikan efisiensi  energi pada bangunan.
-      Secara insentif mengenalkan sistem energi alternatif pada bangunan.
- Mengekplor aternatif barang pengganti untuk pengurangan pembiayaan energi danmeningkatkan efisiensi energi.
-     Memberikan insentif bagi industri atau sektor komersil yang menyediakan ruang hijau dan berkontribusi pada penghijauan lingkungan.

Comments

  1. tes komentar *by admin bayaran... huehehehe....

    ReplyDelete
  2. hahaha...komentator bayaran juga :)
    makasih fandi :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Apa pendapatmu?